Thursday 30 January 2014

Perbedaan Obat Batuk Jenis Antitusif, Ekspektoran, dan Mukolitik




SWAMEDIKASI



Definisi
Swamedikasi, atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk mengatasi sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan. Lebih dari 60% dari anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan 80% di antaranya mengandalkan obat modern.
Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar hukumnya permekes No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?), dosage (seberapa banyak? seberapa sering?), effek samping, dan kontra indikasi (siapa/ kondisi apa yang tidak boleh minum obat itu?).

Singkatan Latin dalam Resep

Penggunaan singkatan bahasa Latin dalam praktik medis memiliki sejarah yang sangat panjang, bisa dirunut hingga ke tahun 1400-an saat bahasa Latin menjadi bahasa utama di Eropa Barat. Saat ini, penggunaan singkatan bahasa Latin terbatas pada petunjuk pengambilan atau penggunaan obat dalam resep.

Berikut adalah beberapa singkatan yang paling umum digunakan:
Singkatan
Arti
Latin
a.c. sebelum makan ante cibum
a.d. or AD telinga kanan auris dexter
ad. lib. sesuka hati ad libitum
a.l. telinga kiri aurix laevus
alt. die dua hari sekali alternus die
alt. h. dua jam sekali alternus horis
a.m. pagi ante meridiem
aq. air aqua
a.s. or AS telinga kiri auris sinister
a.u. or AU setiap telinga auris utro
aurist. tetes telinga auristillae
b.d. dua kali sehari bis die
b.i.d. tiga kali sehari bis in die
cap. kapsul capsula
div. bagi divide
eq.pts. sama rata equalis partis
gtt. tetes gutta
h. jam hora
h.s. waktu tidur hora somni
mane pagi hari mane
mixt. campur mixtura
narist. tetes hidung naristillae
no. nomor numero
nocte malam hari nocte
O. pint octarius
oc. oles mata oculentum
o.d. tiap hari omni die
o.d. or OD mata kanan oculus dexter
o.l. mata kiri oculus laevus
o.m. di pagi hari omni mane
o.n. di malam hari omni nocte
o.s. or OS mata kiri oculus sinister
o.u. or OU setiap mata oculus utro
p.c. setelah makan post cibum
p.m. sore hari post meridiem
p.o. per oral per os
p.r. per rektal per rectum
p.r.n. sesuai kebutuhan pro re nata
p.v. per vaginal per vaginum
q.4.h. setiap 4 jam quaque 4 hora
q.6.h. setiap 6 jam quaque 6 hora
q.d. or QD setiap hari quaque die
q.d.s. 4 x sehari quater die sumendus
q.i.d. 5 x sehari quater in die
q.o.d or QOD setiap 2 hari quaque altera die
q.q.h. setiap 4 jam quarta quaque hora
q.s. jumlah secukupnya quantum sufficiat
s.i.d. sekali sehari semel in die
Sig. or S. tulis di label signa
stat. segera statim
supp. supositoria suppositorum
syr. sirup syrupus
tab. tablet tabella
t.d.s. 3 x sehari ter die sumendus
t.i.d. 3 x sehari ter in die
ut dict. or u.d. sesuai petunjuk ut dictum
ung. oles unguentum

Thursday 28 February 2013

Junior High School SMPn 1 Baleendah

Pada awalnya SMP Negeri 1 Baleendah pernah berlokasi di gedung yang kini menjadi SMP/SMK STMC di Jalan Adikusumah Baleendah. SMPN 1 Baleendah berdiri pada 17 Juli 1979. Merupakan rintisan/kelas jauh dari SMPN 11 Bandung. Kepala sekolah pada waktu itu adalah Bpk. Engkos Kosasih BA, Kepala SMPN 11 Bandung waktu itu. Sedangkan wakilnya adalah bpk. Drs. Iwa Setia Permana yang menjadi kepala pelaksana harian. Para murid pada waktu itu mengenal Pak Iwa adalah kepala sekolahnya.
Penerimaan siswa baru dilaksanakn di Gedung Diknas Kab. Bandung di Jl. Wiranatakusumah. Guru yang mengajar pada masa-masa itu hanya 8 orang, mereka mengajar 6 kelas banyaknya. Jumlah siswa baru 270 siswa (kelas A – F). Terkadang seorang guru harus mengajar dua mata pelajaran. Para pelopor itu adalah Drs. Iwa Setia Permana, Unung Wihanda BA, Drs. Andi Amang, Kiki Maskiah, Dra. Nani Sumarni, Tin Surtini BA, Usman Darusman, Hasan ANdaya, Hapid Rahmat, dan Emah. Kemudian pada tahun 1980 kepala sekolah dipegang oleh bpk. Dodo Husen BA. Jumlah guru juga semakin bertambah dengan masuknya Drs. Udin Djauhari, Iso Sukiman dan Tasripin.
Gedung Baru
Tahun 1982, SMPN 1 Baleendah mulai memiliki gedung baru dengan luas lahan 5600 meter persegi yang sampai saat ini masih ditempati. Tahap pertama hanya SMPN 1 Baleendah hanya memiliki 6 ruangan. Gedung baru baru bisa dipergunakan oleh siswa kelas 3, sementara siswa kelas 1 dan 2 masih belajar di STMC. Kemudian berangsur semua kelas pindah ke lokasi baru di Jalan Adipati Agung No. 29 Baleendah.
Walau Kecamatan Baleendah batal menjadi ibu kota kabupaten, SMP Negeri 1 Baleendah setahap demi setahap berhasil membangun dirinya menjadi salah satu sekolah berprestasi dan unggul di Kab. Bandung dan kompetitif di bidang akademik amupun non-akademik di tingkat Bandung Raya maupun Jawa Barat.
Adik Baru
Pada tahun 1983, SMPN 1 Baleendah membuka kelas jauh yaitu SMPN 3 Ciparay (kini menjadi SMPN 2 Baleendah) sebanyak 3 kelas. Angkatan pertama SMPN 3 Ciparay ini belajar selama tiga tahun lamanya bersama-sama siswa SMP Negeri 1 Baleendah, kemudia berangsur-angsur pindah ke gedung mereka yang baru di dekat Kompi C Batalyon 330. Seiring waktu dengan terjadi pemekaran kecamatan, SMPN 1 Baleendah dan SMPN 3 Ciparay masuk ke wilayah Kecamatan Baleendah.
Demikian sejarah singkat SMP Negeri 1 Baleendah. Seperti tertuang di Buletin Tapak (ALumni SMPN 1 Baleendah), Edisi 1 September 2010.